Kalau lah ada
keberanian yang harus ada pada seseorang maka hal itu seharusnya akan mudah kau
temukan pada diri seorang lelaki…
Lelaki yang berani
menjadi seorang pemimpin, berani berkata benar dan berani mengambil keputusan.
Menjadi pemimpin atas dirinya sendiri, juga atas keluarganya. Berkata benar
pada dirinya sendiri juga pada orang lain. Dan berani mengambil keputusan yang
tak hanya baik untuknya tapi juga baik untuk orang lain bahkan untuk umat.
Kau tahu mengapa
bahu seorang lelaki itu harus kuat?
Itu tak lain
karena ia memikul beban yang begitu berat. Andai kau tahu, menjadi lelaki itu
tak mudah. Bukankah ia harus menjaga anak istrinya dari api neraka? Dan
bukankah hal itu sudah menjadi amanah yang teramat berat bagi tiap lelaki di
dunia?
Ya, itulah mengapa
seorang lelaki harus memiliki bahu yang kuat, karena ia memikul amanah berat.
Dan tahu kah kau
bahwa bahu itu tak hanya harus kuat tapi sekaligus lembut? Karena di bahu
itulah ada seorang istri yang menjadikannya sandaran, menjadikan bahu itu
sebagai tempat ternyaman untuknya meredam gundah dan kesedihan. Di bahu itulah
nanti, akan ada anak-anak yang akan bergelendot manja, meminta kasih sayang.
Pun, begitu pula
dengan tangannya. Tangan seorang lelaki haruslah kuat, karena dari hasil kerja
tangan itulah ia menafkahi anak dan istrinya. Ia yang harus selalu berusaha,
agar apa yang ia bawa pulang ke rumah adalah rizqi yang halal. Ia pula yang
harus memastikan bahwa ada barokah pada tiap tetes peluhnya, hingga ia mampu
memberikan kehidupan yang baik dan layak untuk mereka yang setia menanti
kepulangannya dengan rindu yang membuncah.
Tangan lelaki itu
selalu menyediakan dekapan lembut penuh sayang untuk anak-anaknya, tangan yang
akan menjadi pegangan bagi jemari-jemari kecil itu belajar berjalan, belajar
naik sepeda juga belajar hal lainnya. Tangan yang tak akan pernah melukai, tapi
tangan itu selalu menyediakan belaian lembut untuk anak dan istri terkasihnya.
Dan lelaki itu,
memiliki hati sebening embun hingga ia bisa mencintai anak dan istrinya dengan
sebenar-benarnya ketulusan jiwa.
Seorang lelaki,
sungguh tak mudah menjadi dirimu. Dan kami tahu itu, bahwa engkau punya sekian
banyak gelar yang juga adalah amanah bagimu. Kau lah yang menjadi imam kami,
yang harus menunjukkan pada kami jalan kebaikan hingga kau bisa mendekatkan
kami pada apa-apa yang dicintai-Nya.
Kau lah seorang suami,
dan kau jua lah yang akan dipanggil ayah. Maka, jadilah dirimu yang terbaik,
hingga semua gelar itu akan mampu kau raih.
Wallohu a'lam bis
showwab...